Minggu, 09 Juli 2017

IMPLEMENTASI PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN ORSISDA

IMPLEMENTASI PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN ORGANISASI SISWA SEKOLAH DASAR (ORSISDA) DI SD NEGERI 01 API-API KABUPATEN PEKALONGAN

A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Bahkan sejak awal kemerdekaan, sampai sekarang telah banyak langkah-langkah yang sudah dilakukan dalam kerangka pendidikan karakter dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan merupakan upaya menumbuhkan budi pekerti (karakter), pikiran dan tubuh anak, agar anak dapat tumbuh dengan sempurna. Dengan demikian karakter merupakan bagian integral yang sangat penting dalam pendidikan[1], sehingga tidak boleh dipisahkan dalam isi pendidikan kita. Sampai saat ini pendidikan akhlak (karakter) masih digabungkan dengan mata pelajaran agama dan diserahkan sepenuhnya kepada guru agama, sehingga wajar hingga saat ini pendidikan karakter belum menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini terbukti dari fenomena sosial yang menunjukkan perilaku yang tidak berkarakter, misalnya sering terjadinya perkelahian antar pelajar, banyak pelajar yang membolos, tidak disiplin, melanggar hukum, tidak sopan kepada guru dan sebagainya.
Begitu juga yang terjadi di SDN 01 Api-Api yang secara geografis termasuk sekolah pesisir dimana mayoritas siswanya berasal dari keluarga nelayan. Sudah menjadi perbincangan publik bahwa masyarakat pesisir utara kabupaten Pekalongan, khususnya daerah Wonokerto dan sekitarnya yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan memiliki karakter keras, kurang sopan, kurang disiplin, dan susah diatur sehingga berpengaruh juga kepada karakter anak-anak mereka. Oleh karena itu kemerosotan karakter siswa di SDN 01 Api-Api bisa dimaklumi karena sebagian besar siswa di SDN 01 Api-Api berasal dari keluarga nelayan yang kurang mendapat perhatian dan bimbingan dikarenakan kesibukan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua yang rata-rata masih rendah. Karakter-karakter yang kurang baik dari siswa di SDN 01 Api-Api antara lain, sering membolos, terlambat masuk sekolah, berkata jorok dan kasar, senang berkelahi, merusak fasilitas sekolah, tidak disiplin dalam berseragam, dan sebagainya. Dengan melihat berbagai fenomena kemerosotan karakter siswa di SDN 01 Api-Api tersebut maka oleh Guru Agama Islam bersama Waka Kesiswaan menggagas dan memprakarsai sebuah program penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan siswa berupa ORSISDA sejak tahun 2015. ORSISDA ini dimaksudkan mendidik siswa dalam berorganisasi dengan menanamkan nilai-nilai karakter kepemimpinan dan suri teladan yang baik serta diharapkan mampu menjadi contoh dan menebarkan virus kebaikan untuk siswa lainnya.[2]
Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Patricia J. Harned dikemukakan beberapa usaha dalam mengajarkan pendidikan karakter di sekolah yaitu dengan melibatkan siswa untuk belajar memimpin, belajar mengenali lingkungan, belajar melakukan sesuatu secara bersama, dan sebagainya.[3] Dengan berpedoman pada jurnal Harned tersebut usaha yang dilakukan oleh pihak SDN 01 Api-Api dengan membentuk ORSISDA merupakan bagian dari usaha menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada siswa. Oleh karena itu dengan melihat latar belakang tersebut peneliti tertarik meneliti dan mengeksplorasi bagaimana sebenarnya penanaman nilai-nilai pendidikan karakter yang digerakkan melalui kegiatan ORSISDA di SDN 01 Api-Api.

B.       Rumusan Masalah
Sesuai judul dan latar belakang masalah, penulis dapat merumuskan pokok masalah sebagai berikut :
1.        Bagaimana implementasi kegiatan ORSISDA di SDN 01 Api-Api ?
2.        Bagaimana implementasi penanaman nilai-nilai pendidikan karakter melalui kegiatan ORSISDA di SDN 01 Api-Api ?

C.      Tujuan Penelitian
Bertolak dari latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti ialah :
1.        Mengeksplorasi implementasi kegiatan ORSISDA di SDN 01 Api-Api.
2.  Mengeksplorasi implementasi penanaman nilai-nilai pendidikan karakter melalui kegiatan ORSISDA di SDN 01 Api-Api.

D.      Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat diambil dalam penelitian ini ialah :
1.       Kegunaan teoritis dari penelitian ini, diharapkan dapat memperkarya wawasan pemikiran tentang penanaman nilai-nilai pendidikan karakter di tingkat Sekolah Dasar.
2.   Kegunaan praktis dari penelitian ini, diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi untuk meningkatkan peran ORSISDA dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada siswa-siswa di SDN 01 Api-Api.

E.       Tinjauan Pustaka
Dalam mengeksplorasi penelitian terdahulu tentang pendidikan karakter di lembaga pendidikan, peneliti mengambil beberapa literature penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian yang dikerjakan oleh Zulnuraini dengan judul Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu yang termuat dalam jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa guru belum memahami hakikat tentang konsep pendidikan karakter. Nilai karakter yang diutamakan pelaksanaannya di sekolah disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta masalah yang sering terjadi di sekolah sehingga dapat diidentifkasi nilai yang sangat dibutuhkan di sekolah yaitu: nilai jujur, menghargai prestasi, kerja keras, tanggung jawab, cinta tanah air, kreatif, disiplin, gemar membaca, rasa ingin tahu.[4]
2. Penelitian Disertasi yang dilakukan oleh William G. Thmpson dengan judul The Effects of Character Education on Student Behavior pada Faculty of the Department of Educational Leadership and Policy Analysis East Tennessee State University tanggal December 2002. Metode penelitian yang digunakan eksperimen. Hasil penelitianya “it appears that the character education program may have had a positive effect on the behavior of the students in the study based on the perceptions of the teachers, parents, and students. The disciplinary records of the students included in the study support this conclusion. However, other factors may have affected student behavior as much as, or even more, than the character education program.[5]

F.       Kerangka Teori
Karakter menurut Thomas Lickona yang dikutip oleh Siti Julaiha adalah sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sedangkan pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak oranag lain, kerja keras dan sebagainya. Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik sehingga peserta didik menjadi faham (kognitif) tentang yang benar dan yang salah, mampu merasakan (efektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus menerus dipraktikan dan dilakukan.[6] Begitu juga Nursyamsi yang mengutip pendapat Thomas Lickona, bahwa karakter yang baik pada seseorang itu adalah bahwa ia mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan kebaikan. Kebaikan pikiran, kebiasaan hati, dan kebiasaan perbuatan yang dilakukan, faktor inilah yang membentuk kematangan moral pada diri seseorang.[7]
Nilai-nilai karakter yang dikembangkan, menurut Character Count di Amerika yang dikutip oleh Siti Julaiha dari Heri Gunawan mencakup 10 karakter utama, yaitu dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, tanggung jawab, jujur, peduli, kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, dan integritas. Sementara itu Ari Ginanjar Agustian menyatakan karakter positif terdapat dalam asma al-husna (nama-nama Allah yang baik), ia merangkum menjadi tujuh karakter dasar, yakni: jujur, tanggung jawab, disiplin, visioner, adil, peduli, dan kerjasama. Selanjutnya Kemendiknas dalam buku Panduan Pendidikan karakter mengidentifikasi 80 butir nilai karakter yang dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1.        Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan YME.
2.      Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan diri sendiri, meliputi (jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu).
3.    Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia, meliputi (sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, demokratis).
4.        Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan, serta
5.   Nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan kebangsaan berupa (nasionalis dan menghargai keberagaman).[8]
Sedangkan menurut Dinas Pendidikan Riau setidaknya ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Diknas, sebagai berikut:
1.       Religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2.       Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3.    Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4.      Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5.        Kerja keras, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku rajin bekerja dan pantang menyerah.
6.   Kreatif, yaitu berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7.  Mandiri, yaitu Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8.    Demokratis, yaitu cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9.     Rasa ingin tahu, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan, yaitu cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11.    Cinta tanah air, yaitu cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12.  Menghargai prestasi, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat / komunikatif, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
14. Cinta damai, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar membaca, Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16.  Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17.   Peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.[9]
Sedangkan Deny Setiawan mendeskripsikan nilai-nilai pembangunan karakter bangsa yang telah dirumuskan Depdiknas sebagai berikut:
No
Nilai karakter
Indikator
1
Taqwa
1. Mengucapkan doa setiap memulai dan mengakhiri suatu pekerjaan.
2.    Bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Allah
3.  Mengerjakan setiap perintah agama dan menjauhi larangan-Nya.
4.  Menyesal setiap membuat kesalahan dan segera mohon ampun kepada Tuhan.
5.    Menolak setiap ajakan untuk melakukan perbuatan tercela.
2
Jujur
1.    Berkata benar (tidak bohong).
2.    Berbuat sesuai aturan (tidak curang).
3.    Menepati janji yang diucapkan.
4.    Bersedia menerima sesuatu atas dasar hak.
5.    Menolak sesuatu pemberian yang bukan haknya.
6.    Berpihak pada kebenaran.
7.    Menyampaikan pesan orang lain.
8.    Satunya kata dengan perbuatan
3
Disiplin
1.    Patuh pada setiap peraturan yang berlaku.
2.    Patuh pada etika sosial/masyarakat setempat
3.    Menolak setiap ajakan untuk melanggar hukum.
4.    Dapat mengendalikan din terhadap perbuatan tercela.
5.    Hemat dalam menggunakan uang dan barang.
6.    Menyelesaikan tugas tepat waktu.
7.    Meletakkan sesuatu pada tempatnya.
8.    Dapat menyimpan rahasia.
4
Demokratis
1.    Bersedia mendengarkan pendapat orang lain.
2.    Menghargai perbedaan pendapat.
3.    Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
4.    Toleran dalam bermusyawarah dan diskusi.
5.   Bersedia melaksanakan setiap hasil keputusan secara bersama.
6.    Menghargai kritikan yang dilontarkan orang lain.
7.    Membuat keputusan yang adil.
5
Adil
1.    Memperlakukan orang lain atas dasar kebenaran.
2.    Mampu meletakkan sesuatu menurut tempatnya.
3.    Tidak ingin lebih atas sesuatu yang bukan haknya.
4.    Membela orang lain yang diperlakukan tidak adil.
5.    Memperlakukan orang lain sesuai haknya.
6.    Tidak membeda-bedakan orang dalam pergaulan.
7.    Menghargai kerja orang lain sesuai basil kerjanya.
6
Bertanggung
Jawab
1. Menyelesaikan setiap pekerjaan yang dibebankan sampai tuntas.
2.    Tidak mencari-cari kesalahan orang lain.
3. Berani menanggung resiko terhadap perbuatan yang dilakukan.
4.    Bersedia menerima pujian atau celaan terhadap tindakan yang dilakukan.
5. Berbicara dan berbuat secara berterus-terang (tidak seperti ungkapan, lempar batu sembunyi tangan).
6.  Melaksanakan setiap keputusan yang sudah diambil dengan tepat dan bertanggung jawab.
7
Cinta tanah air
1.    Merasa bangga sebagai orang yang bertanah air Indonesia.
2.    Bersedia membela tanah air untuk kejayaan bangsa.
3.    Peduli terhadap rusaknya hutan/lingkungan di tanah air.
4. Bersedia memelihara Iingkungan dan melindungi flora dan fauna Indonesia.
5.    Dapat menyimpan rahasia negara.
6.    Mau hidup dimanapun di wilayah negara kesatuan Indonesia
8
Orientasi pada
keunggulan
1.     Gemar membaca.
2.     Belajar dengan bersungguh-sungguh.
3.     Mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan sebaik mungkin.
4.     Berupaya mendapat hasil yang terbaik.
5.     Senang dalam kegiatan yang bersifat kompetitif.
6.    Tidak cepat menyerah mengerjakan sesuatu yang mengandung tantangan.
7.     Memiliki komitmen kuat dalam berkarya.
8.     Menjaga hidup sehat.
9.     Gemar membaca dan menulis
9
Gotong
Royong
1.    Memahami bahwa kerjasama merupakan kekuatan.
2.    Memahami hasil kerjasama adalah untuk kebaikan bersama.
3.    Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga untuk kepentingan bersama.
4. Dapat melaksanakan pekerjaan bersama dengan cara yang menyenangkan.
5.    Bantu-membantu demi kepentingan umum.
6.    Bersedia secara bersama-sama membantu orang lain.
7.    Bersedia secara bersama-sama membela kebenaran.
8.    Dapat bekerja dengan giat dalam setiap kelompok kerja.
10
Menghargai
1.    Mengucapkan terima kasih atas pemberian atau bantuan orang lain.
2.     Santun dalam setiap kontak sosial.
3.     Menghormati pemimpin dan orang tua.
4.     Menghormati simbol-simbol negara.
5.     Tidak mencela hasil karya orang lain.
6.     Memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.
7. Tidak mengganggu orang yang sedang beribadah menurut agamanya.
11
Rela Berkorban
1.    Mau mendengarkan teman berbicara sampai selesai walaupun ada keperluan lain yang mendesak.
2. Bersedia membantu teman orang lain yang mengalami musibah.
3. Ikhlas bekerja membantu orang lain dan harus meninggalkan pekerjaan sendiri untuk sementara.
4.  Bersedia menyumbang untuk kepentingan dana kemanusiaan dalam keuangan pribadi sangat terbatas.
5. Rela memberi fasilitas ( kemudahan ) kepada orang lain sungguh pun secara diri sendiri sangat membutuhkan fasilitas tersebut.
6. Mau memperjuangkan kepentingan orang lain walaupun mengandung resiko untuk diri sendiri. [10]
Adapun karakteristik karakter siswa SD menurut teori Piaget berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Anak-anak berpikir atas dasar pengalaman nyata/konkret, belum dapat berpikir seperti membayangkan bagaimana proses fotosintesis atau proses osmosis terjadi. Namun, kemampuan untuk melakukan penambahan, pengurangan, pengerutan serta klasifikasi telah berkembang dengan perkalian sederhana dan pembagian. Kemampuan untuk sedikit berfikir abstrak selalu harus didahului dengan pengalaman konkret. Anak usia SD masih sangat membutuhkan benda-benda konkret untuk menolong pengembangan kemampuan intelektualnya. Menurut Basset dkk, karaktersitik siswa SD secara umum sebagai berikut :
1. Memiliki rasa keingintahuan yang kuat dan tertarik pada dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri.
2.    Senang bermain dan bergembira riang.
3.    Suka mengatur diri untuk menangani berbagai hal.
4.    Bergetarnya perasaan dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagaan-kegagalan
5.    Belajar secara efektif ketika merasa puas dengan situasi yang terjadi.
6.    Belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya.[11]
Dengan melihat pengembangan nilai-nilai karakter dan karakteristik siswa SD diatas, maka usaha yang dapat dilakukan dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada siswa sekolah dasar dapat dilakukan dengan beberapa hal sebagai berikut:
1.        Melatih kepemimpinan siswa
Dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada diri siswa seperti, disiplin, jujur, tanggungjawab, cepat, cerdas, tanggap, kerjakeras, dan sebagainya dapat dilakukan dengan mengajarkan kepada siswa bagaimana menjadi seorang pemimpin yang dicintai oleh anggotanya. Kepemimpinan ini bisa lingkup kepemimpinan kelompok belajar/tugas, kepemimpinan kelas, dan kepemimpinan dalam organisasi di sekolah. Dalam usaha ini, seorang pemimpin perlu memiliki gaya kepemimpinan yang merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, usaha menyelaraskan persepsi diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.[12]
Berikut dua tipe kepemimpinan yang layak dipertimbangkan dalam melatih kepemimpinan siswa:
a.         Kepemimpinan transformatif
Gaya kepemimpinan transformatif sifatnya lebih mengedepankan rasa sosial, perhatian, dan saling memberikan penghormatan atau penghargaan antara pimpinan dan bawahan. Penghargaan atau penghormatan terhadap setiap individu oleh pimpinan kepada bawahan dapat mendorong bawahan untuk bekerja secara lebih baik. Pola interaksi inilah yang kemudian akan menentukan derajat keberhasilan pemimpin. Kepemimpinan transformasional didasarkan pada kemampuan pemimpin untuk membawa perubahan yang signifikan.[13] Pemimpin yang transformatif lebih memposisikan diri mereka sebagai mentor yang bersedia menampung aspirasi para bawahannya.
b.        Kepemimpinan transaksional
Kepemimpinan transaksional didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan yang melibatkan nilai-nilai, tetapi nilai tersebut relevan dengan proses pertukaran seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan timbal balik. kepemimpinan transaksional sebagai kemampuan mengidentifikasi keinginan bawahan dan membantunya mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi dengan memberikan imbalan yang memuaskan. Proses tersebut disertai pula dengan kejelasan tentang penyelesaian pekerjaan dan besarnya imbalan yang akan diterima.[14]
Salah satu usaha dalam memberdayakan siswa untuk belajar memimpin ialah dengan membentuk berbagai organisasi kesiswaan dan pelatihan LDK (latihan dasar kepemimpinan). LDK merupakan wujud pembinaan bagi kalangan siswa untuk menjadikannya sebagai pemimpin yang baik didalam suatu organisasi, mengajarkan bagaimana cara berorganisasi yang baik, memupuk kemandirian dan kedisiplinan siswa, menanamkan kesadaran saling menjaga sebagai calon pemimpin dan anggota masyarakat, serta memberikan tuntunan dalam meningkatkan pola pikir, sikap dan prilaku yang baik. LDK juga sebagai sarana melatih karakter dan membangun kepercayaan diri siswa untuk bisa memimpin.[15]
2.        Melatih bekerjasama
Menanamkan pendidikan karakter pada siswa diperlukan kerjasama antara individu maupun dengan komunitas seperti kerjasama antara kepala sekolah, guru, staff, dan orang tua siswa. Pendidikan karakter dipandang sebagai proses panjang dalam membantu seseorang menemukan karakter yang baik dalam hal pemahaman, kepedulian, maupun tindakan.[16] Oleh karena itu dalam menanamkan nilai-nilai karakter dilingkungan sekolah diperlukan kesepahaman dan kerjasama antara kepala sekolah, guru, staff, siswa, dan orang tua siswa. Penanaman nilai-nilai karakter juga dapat dilakukan dengan melatih kerjasama antar siswa sendiri dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh pihak sekolah. Kerjasama ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai karakter yang bersifat sosial dengan saling memahami dan mengerti keadaan siswa lainnya, serta menyadarkan siswa bahwa manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan sehingga akan membentuk karakter siswa yang senang menghargai, menghormati, dan menolong. Bentuk kerjasama yang dilakukan antar siswa dapat berupa kerjasama dalam berorganisasi, kerja kelompok, bekerja bakti, dan sebagainya.
3.        Mengenali lingkungan sekitar
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang ikut membentuk kepribadian seseorang. Teori Konvergensi menyatakan bahwa kepribadian seseorang terbentuk dari hasil perpaduan antara dasar dan ajar, atau antara pembawaan dengan lingkungan. Lingkungan mempengaruhi kehidupan manusia, baik secara individu maupun dalam kehidupan organisasi. Dalam kehidupan organisasi dan manajemen, dikenal lingkungan strategis yang meliputi lingkungan sosial, ekonomi, budaya, politik dan hukum. Mengenali lingkungan, merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan mengenali lingkungannya, manusia dapat lebih berkualitas dan bermakna dimuka bumi, antara lain:
a.    Meningkat kesadarannya bahwa dirinya merupakan bagian dari ekosistem
b. Terdapat hubungan timbal balik antara kehidupan makhluk hidup lainnya maupun dengan lingkungannya
c. Berkembang akal budi dan perasaannya sehingga menjadi orang yang cerdas, cepat, tanggap, rendah hati.
d.   Meningkat kemampuannya, bukan saja untuk menghadapi berbagai tantangan lingkungan, tetapi menjadi manusia seutuhnya, manusia yang berkualitas yang keberadaannya diharapkan/dibutuhkan untuk keselamatan bersama.[17]
Dengan mengajarkan siswa mengenali lingkungan sekitar, menjadikan siswa lebih terbuka dan mawas diri serta mampu menentukan langkah dan sikap terbaik dalam menghadapi berbagai permasalahan. Begitu juga pihak sekolah, dalam mengambil suatu kebijakan yang menyangkut siswa perlu memahami karakteristik siswa, keluarga siswa dan lingkungan alam maupun sosial sekitar tempat tinggal siswa sehingga kebijakan yang diambil nantinya dapat terealisasi dengan baik.

G.      Metode Penelitian
Agar penelitian ini mendapatkan hasil yang valid, terarah, optimal dan memuaskan, maka peneliti mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
1.        Pendekatan dan jenis penelitian
Berdasarkan fokus kajian, subyek dan karakter datanya, jenis  penelitian  ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan penelitian kualitatif (qualitative research), yang mana peneliti sebagai intsrumen kunci dengan analisis data bersifat induktif.[18] Sedangkan dari pembahasannya termasuk penelitian deskriptif (descriptive research),[19] yaitu penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan kejadian-kejadian yang ada di SDN 01 Api-Api  sesuai dengan kondisi apa adanya.
2.        Sumber data penelitian
Sumber data penelitian kualitatif berupa informan / partisipan yang sudah diintifikasi, dihubungi serta sudah mendapatkan persetujuan atas keinginan mereka untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.[20] Dalam penelitian ini, sumber data primer yaitu para guru, dan siswa di SDN 01 Api-Api , sedangkan sumber data sekundernya ialah berbagai buku dan literatur yang berisi teori-teori pendidikan karakter.
3.        Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a.         Metode interview ( wawancara )
Model wawancara yang digunakan peneliti ialah wawancara terstruktur.[21] Metode ini digunakan peneliti untuk mewawancarai guru dan siswa guna mendapatkan data tentang bagaimana implementasi penanaman nilai-nilai pendidikan karakter melalui kegiatan ORSISDA di SDN 01 Api-Api. Adapun daftar/instrument pertanyaan terlampir.
b.         Metode observasi
Metode ini digunakan peneliti untuk mengamati berbagai fenomena yang ada di SDN 01 Api-Api untuk mengetahui apa saja kegiatan yang mencerminkan pendidikan karakter. Observasi yang di kerjakan peneliti meliputi berbagai kegiatan ORSISDA di SDN 01 Api-Api. Adapun obyek-obyek observasi terlampir.
c.         Metode dokumentasi
Metode ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan berbagai data tertulis dan foto tentang SDN 01 Api-Api dan kegiatan-kegiatan ORSISDA. Adapun obyek dokumentasi terlampir.
4.        Teknik analisis data
Adapun teknik analisis data yang dilakukan peneliti dengan menerapkan model Miles dan Huberman sebagai berikut:
a.         Data reduction ( reduksi data )
Dalam mereduksi data, peneliti memilih data yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan ORSISDA yang mencerminkan pendidikan karakter di SDN 01 Api-Api.
b.         Data display ( penyajian data )
Dalam penyajian data ini peneliti akan menyajikan data mengenai berbagai kegiatan ORSISDA yang mencerminkan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter di SDN 01 Api-Api.
c.         Verification
Pada analisis data verification ini peneliti akan memberikan beberapa kesimpulan mengenai kegiatan ORSISDA yang mencerminkan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter di SDN 01 Api-Api.

H.      Pembahasan
Dari hasil mini research tentang implementasi penanaman nilai-nilai pendidikan karakter melalui kegiatan organisasi siswa sekolah dasar (ORSISDA) di SD Negeri 01 Api-Api Kabupaten Pekalongan didapati beberapa fakta penelitian sesuai rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Implementasi kegiatan ORSISDA di SDN 01 Api-Api.
Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh ORSISDA sebagai berikut:
a.       Proses pemilihan anggota ORSISDA
1)   Pemilihan anggota ORSISDA melalui sistem perwakilan tiap-tiap kelas mulai kelas 4 sampai kelas 6 sebanyak 6-8 siswa tiap kelas, dalam pemilihan ini tiap kelas mengajukan perwakilan yang telah dipilih dan disepakati bersama oleh siswa dan wali kelas masing-masing.
2)     Untuk pemilihan pengurus harian ORSISDA (ketua, sekretaris, bendahara beserta masing-masing wakilnya) dipilih secara demokrasi melalui pemungutan suara langsung dan rahasia dalam forum rapat khusus oleh semua anggota ORSISDA.
3)        Kandidat calon pengurus harian berasal dari anggota ORSISDA kelas 5 dan 6 sebanyak 6 orang yang direkomendasikan oleh wali kelas masing-masing, kemudian kandidat mengajukan visi, misi, dan ajakan memilih secara sederhana sebelum pemungutan suara didalam forum rapat khusus anggota ORSISDA yang dibina oleh Bapak/ibu guru, dengan ketentuan hasil suara terbanyak hingga terendah secara berturut menduduki posisi ketua hingga wakil bendahara.
4)  Untuk masing-masing posisi anggota dan ketua koordinator tiap seksi dipilih secara musyawarah antara pengurus harian dan semua anggota ORSISDA dengan dibina oleh Bapak/ibu guru dengan melihat kemampuan dan potensi dari tiap anggota yang sesuai dengan tugas dan peran tiap-tiap seksi serta diarahkan tiap kelas ada perwakilan disetiap seksi.
b.      Kegiatan rutin harian
1)      Doa pagi membaca asmaulhusna bersama-sama seluruh masyarakat SD (siswa, guru, dan staff) dihalaman sekolah setiap hari Senin sampai Jumat dari jam 07.00-07.30 WIB. ORSISDA bertugas mengajak, menyiapkan, dan mengatur barisan siswa sesuai kelas masing-masing, membagikan lembaran-lembaran asmaulhusna kepada seluruh siswa dan mengumpulkannya kembali, memilih dan memimpin membaca doa pagi didepan siswa secara bergantian setiap hari sesuai jadwal kelas yang sudah ditentukan, mengawasi kelancaran jalannya doa pagi dengan berkeliling dan menegur siswa yang gaduh / tidak sungguh-sungguh dalam berdoa, serta mengatur urutan dan kerapian barisan siswa setelah doa pagi untuk bersalaman kepada seluruh dewan guru, dan staff yang telah berdiri di depan.
2)      Operasi kedisiplinan waktu dengan mencegat siswa yang datang terlambat lebih dari jam 07.00 kemudian dikumpulkan dalam barisan tersendiri terpisah dari peserta doa pagi, kemudian mencatat nama dan alasan keterlambatan yang akan direkap tiap minggu, setelah itu siswa yang terlambat diajak membaca doa pagi dan mendapat pembinaan dari guru.
3)    Operasi kerapian dan kelengkapan seragam serta penampilan siswa yang dilakukan setelah doa pagi selama bersalaman dengan guru, jika didapati siswa yang melanggar akan diisolasi oleh anggota ORSISDA untuk dicatat dan mendapat pembinaan dari guru.
4)    Operasi kelas, operasi ini dilakukan sesaat setelah doa pagi selesai dilaksanakan dengan berkeliling kesetiap kelas dan mengajak semua siswa untuk masuk kelas dan mempersiapkan diri.
5)        Menjaga dan membersihkan UKS dan Mushola sekolah.
c.       Kegiatan rutin mingguan
Kegiatan mingguan yang rutin dilakukan oleh anggota ORSISDA ialah:
1)    Memilih dan melatih petugas upacara pada hari sabtu untuk dipersiapkan pada kegiatan upacara rutin tiap hari senin secara bergantian mulai dari kelas 4-5 dengan bimbingan dewan guru.
2)  Mempersiapkan peserta uparaca dengan mengatur barisan dan mempersiapkan sarana prasarana upacara dengan bantuan dewan guru.
3)    Mengadakan operasi dan kegiatan jumat bersih pada tiap kelas setelah jam istirahat dengan memberikan nilai mulai dari kelas terbersih hingga terkotor dan akan diumumkan kelas terbersih pada hari selasa setelah doa pagi.
4)      Mengatur barisan pada kegiatan sabtu sehat dengan dipandu oleh guru olahraga.
d.      Kegiatan-kegiatan khusus
1)    Penarikan dana sosial untuk membantu siswa yang sedang terkena musibah seperti sakit yang lebih dari 3 hari / yang dirawat di rumah sakit, dan kematian, dengan mengumumkan dan menarik sumbangan seikhlasnya pada tiap-tiap kelas, kemudian disalurkan kepada guru yang menangani kejadian itu.
2)  Ikut menjadi panitia dan pengisi acara pada setiap kegiatan keagamaan maupun kebangsaan yang diadakan pihak sekolah seperti peringatan isra’ miraj, dan lomba-lomba 17 Agustusan.
2.    Nilai-nilai pendidikan karakter yang termuat melalui kegiatan ORSISDA di SDN 01 Api-Api.
a.    Kepemimpinan secara demokratis dan mengutamakan musyawarah.
b.    Tanggungjawab dan jujur terhadap tugas yang diberikan.
c.    Disiplin waktu, dan taat hukum.
d.   Berani tampil didepan, aktif, kreatif, mandiri dan bekerjasama.
e.    Peka terhadap lingkungan dan kesulitan orang lain.
f.     Gotong royong, tolong menolong dalam kebaikan.
g.    Religious dan cinta tanah air, dll.
3.        Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa sebaiknya ditanamkan lebih intens sejak Sekolah Dasar dengan memberikan pengertian makna-makna yang terkandung dalam setiap prilaku dan tindakan manusia dikarenakan pada usia sekolah dasar siswa sudah bisa berfikir secara mandiri. Dalam menanamkan nilai-nilai karakter tentunya dengan dosis yang sesuai dengan kemampuan siswa dan kondisi lingkungan sekitar. Penanaman nilai-nilai karakter tidak hanya sekedar teori dan penjelasan-penjelasan lisan atau tulisan namun lebih diarahkan kepada kegiatan aktif yang melibatkan siswa agar lebih mengena dan bermakna karena siswa dapat meraskan secara nyata baik / buruk apa yang dia kerjakan.
Kegiatan nyata itu dapat berupa kegiatan ekstrakulikuler, pembelajaran hingga membuat sebuah organisasi siswa intra sekolah. Sebagaimana yang telah di jalankan oleh SDN 01 Api-Api, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan dengan membuat ORSISDA (Organisasi Siswa Sekolah Dasar) sejak tahun 2015. Sejak terbentuk hingga sekarang terbukti telah mampu merubah dan memberikan nilai-nilai karakter kepada siswa serta menghidupkan suasana pendidikan yang lebih bermakna di SDN 01 Api-Api.

Daftar Pustaka

Afifuddin, Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012.
Afrianus, Erya, Widyaiswara Muda, “Mengenali Diri Sendiri, Orang Lain Dan Lingkungan Fisik Dan Sosial Dalam Penyelenggaraan Kepemimpinan”, http://pusdiklat.bps.go.id, diakses 14 Desember 2016.
Anam, Much Arif Saiful, “Pendidikan Karakter: Upaya Membentuk Generasi Berkesadaran Moral”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume. 02 Nomor. 02 November 2014.
Andrian, Ilda, “Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Pada Sekolah Unggul”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Volume 2 Nomor 1, Juni 2014.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Aulia, Danar, Tama Fazri, “Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional Dengan Disiplin Kerja”, ejournal Psikologi, Volume 2, Nomor 2, 2014.
Cahyono, Aris, “18 Nilai Dalam Pendidikan Karakter Bangsa”, http://disdik.riau.go.id, dientri 7 Februari 2014, diakses 14 Desember 2016.
Desstya, Anatri, “Penguatan Karakter Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran IPA”, Prosiding Seminar Nasional.
Harned, Patricia J., Leading the Effort To Teach Character in Schools, NASSP Bulletin, Oktober 1999.
https://kalsel.kemenag.go.id, “MAN 1 Tanah Bumbu Laksanakan LDK”, diakses 14 Desember 2016.
Italiani, Fanni Adhistya, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Transaksional Terhadap Kinerja Pegawai”, Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 1 Nomor 2 Maret 2013.
Julaiha, Siti, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran”, Dinamika Ilmu, Vol. 14. No 2, Desember 2014.
Nursyamsi, ”Membentuk karakter peserta didik melalui proses pembelajaran oleh guru kelas di MI/SD”, Jurnal Tarbiyah al-Awlad, Volume IV, Edisi 1.
Raco, J.R., Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan Keunggulan. https://books.google.co.id,
Samani, Muchlas, Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Setiawan, Deny, “Peran Pendidikan Karakter dalam Pengembangan Kecerdasan Moral”, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008.
Thompson, William G., The Effects of Character Education on Student Behavior, Disertasi Faculty of the Department of Educational Leadership and Policy Analysis East Tennessee State University tanggal Desember 2002.
Wawancara langsung dengan Bpk. Khamid Mansyur, S.Pd.I (Guru PAI), tanggal 13 Desember 2016.
Zulnuraini, “Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu”, jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012.





[1] Muchlas Samani, Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm. 33.
[2] Wawancara langsung dengan Bpk. Khamid Mansyur, S.Pd.I (Guru PAI), tanggal 13 Desember 2016.
[3] Patricia J. Harned, Leading the Effort To Teach Character in Schools, NASSP Bulletin, October 1999, hlm. 26-32.
[4] Zulnuraini, “Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu”, jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012.
[5] William G. Thmpson, The Effects of Character Education on Student Behavior, Disertasi Faculty of the Department of Educational Leadership and Policy Analysis East Tennessee State University tanggal December 2002, hlm. 1-79.
[6] Siti Julaiha, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran”, Dinamika Ilmu, Vol. 14. No 2, Desember 2014, hlm. 227-228.
[7] Nursyamsi, ”Membentuk karakter peserta didik melalui proses pembelajaran oleh guru kelas di MI/SD”, Jurnal Tarbiyah al-Awlad, Volume IV, Edisi 1, hlm.396-397.
[8] Siti Julaiha, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam …”, hlm. 229-230.
[9] Aris  Cahyono, “18 Nilai Dalam Pendidikan Karakter Bangsa”, http://disdik.riau.go.id, dientri 7 Februari 2014, diakses 14 Desember 2016.
[10] Deny Setiawan, “Peran Pendidikan Karakter dalam Pengembangan Kecerdasan Moral”, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari 2013, hlm. 59-61.
[11] Anatri Desstya, “Penguatan Karakter Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran IPA”, Prosiding Seminar Nasional, hlm. 71.
[12] Ilda Andrian, “Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Pada Sekolah Unggul”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Volume 2 Nomor 1, Juni 2014, hlm. 322.
[13] Danar Aulia Tama Fazri, “Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional Dengan Disiplin Kerja”, ejournal Psikologi, Volume 2, Nomor 2, 2014, hlm. 153.
[14] Fanni Adhistya Italiani, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Transaksional Terhadap Kinerja Pegawai”, Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 1 Nomor 2 Maret 2013, hlm. 455.
[15] https://kalsel.kemenag.go.id, “MAN 1 Tanah Bumbu Laksanakan LDK”, diakses 14 Desember 2016.
[16] Much Arif Saiful Anam, “Pendidikan Karakter: Upaya Membentuk Generasi Berkesadaran Moral”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume. 02 Nomor. 02 November 2014, hlm. 401.
[17] Erya Afrianus, Widyaiswara Muda, “Mengenali Diri Sendiri, Orang Lain Dan Lingkungan Fisik Dan Sosial Dalam Penyelenggaraan Kepemimpinan”, http://pusdiklat.bps.go.id, diakses 14 Desember 2016.
[18] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm.15.
[19] Afifuddin, Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012), hlm. 48.
[20] J.R.Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan Keunggulan, https://books.google.co.id, hlm. 108, diakses 8 Desember 2016.
[21] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 227.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tulis komentar anda