HAKEKAT
KEHIDUPAN DUNIA
DALAM
PERSPEKTIF AL-QUR’AN
A. PENDAHULUAN
Kehidupan dunia merupakan sebuah proses menuju
kehidupan yang abadi yaitu alam akhirat. Proses perjalanan manusia sudah
menjadi ketetapan Allah sejak zaman azali, dimana semakin lama kehidupan dunia
semakin tinggi kebudayaan dan peradabannya, semakin glamor gaya hidupnya, dan
semakin luas perkembangan Ipteknya. Sehingga semua itu berimplikasi pada merosot
dan terkikisnya moral keberagamaan manusia.
Begitu juga umat Islam, sebagai umat Nabi Muhammad
SAW yang saat ini terpisah jarak lebih dari 1700 tahun silam, mengakibatkan
banyak umat Islam yang tersesat dalam mengamalkan ajaran agama. Dikarenakan
banyak informasi yang kita terima dari orang lain tidak utuh redaksi maupun
maknanya sebagaimana mestinya. Informasi itu kadang berkurang kadang bertambah,
sehingga banyak umat Islam sekarang menyimpang dari ajaran agama.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut Allah telah
menurunkan kitab Al-Qur’an sebagai petunjuk yang abadi bagi kehidupan manusia di
dunia dan akhirat serta tetap relevan disemua perkembangan zaman dan diseluruh
belahan dunia manapun. Untuk itu pada kesempatan kali ini kita akan membahas
dan mengupas apa itu hakekat kehidupan di dunia menurut perspektif Al-Qur’an.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Arti hakekat
kehidupan dunia?
2.
Perspektif Al-Qur’an
dalam memaknai hakekat kehidupan dunia
3.
Fungsi Al-Qur’an
untuk kehidupan dunia
C. PEMBAHASAN
1. Arti hakekat
kehidupan dunia
Hakekat
dalam kamus bahasa Indonesia berarti kebenaran atau kenyataan yang sebenarnya.[1]
Sedangkan dalam kamus ilmiah, hakikat berarti kebenaran Allah yang mutlak, yang
menjadi tujuan terakhir dalam menjalankan syariat
dan tharikat.[2]
Jadi hakekat kehidupan dunia berarti kenyataan yang sebenarnya tentang realitas
hidup di dunia sesuai petunjuk kebenaran dari Allah sebagai tujuan terakhir
manusia dalam menjalani proses kehidupan di dunia.
Untuk
itu manusia memiliki 3 orientasi hubungan manusia dalam usaha untuk
mempertahankan hidupnya, yaitu :
1.
Hubungan manusia
dengan Tuhan yang maha pencipta sekalian alam.
2.
Hubungan dengan
sesama manusia.
3. Hubungan dengan
alam sekitar yang terdiri atas berbagai unsur kehidupan seperti
tumbuh-tumbuhan, binatang dan kekuatan alamiah yang ada.[3]
Dari
prinsip hubungan inilah, kemudian manusia mengembangkan proses pertumbuhan
kebudayaannya. Proses inilah yang mendorong manusia kearah kemajuan hidup
sejalan dengan tuntutan zaman.
2. Perspektif Al-Qur’an
dalam memaknai hakekat kehidupan dunia
Dalam
Ihya’ Ulumuddin dijelaskan bahwa
dunia dan akhirat ibarat dua keadaan bagi manusia, yang dekat adalah dunia ini
yaitu semua yang terjadi sebelum mati dan yang menyusul belakangan dinamakan
akhirat yaitu segala yang terjadi sesudah mati. Segala ilmu dan amal kita di dunia
akan senantiasa menyertai kita hingga di akhirat.[4]
Kehidupan
dunia merupakan proses yang pasti kita lalui sebelum menuju kehidupan
selanjutnya yaitu alam akhirat. Al-Qur’an sebagai pegangan umat Islam sangat memperhatikan
bagaimana seharusnya manusia hidup di dunia dengan baik dan sebagai pedoman
bagi manusia untuk menemukan makna hidup yang sebenarnya. Berbagai macam ajaran
mengenai hakekat hidup dan tujuan hidup telah berkembang. Masing-masing berbeda
tentang pengertian dan tujuan hidup. Hanya Al Qur’an lah yang dapat menjelaskan
arti dan tujuan hidup manusia secukupnya sehingga dapat dipahami oleh setiap
individu yang membutuhkannya. Didalam Al-Qur’an banyak ayat yang menyebutkan
hakekat kehidupan dunia, antara lain sebagai berikut :
a.
Kehidupan
di dunia adalah sebuah ujian dan cobaan bagi manusia
Pada
dasarnya kehidupan manusia di dunia ini tidak lepas dari cobaan, baik itu
sesuatu yang bersifat baik maupun buruk. Ketika manusia mendapatkan cobaan
berupa kebaikan maka dituntut melaksanakan hak kebaikannya begitu juga
sebaliknya ketika manusia mendapat cobaan berupa keburukan maka manusia
dituntut untuk tetap sabar dan tawakkal.[5]
Karena
setiap manusia pasti dites atau diuji terlebih dahulu di dunia. Jadi, dunia
yang kita jalani ini merupakan tempat ujian, bukan tempat tujuan. Inilah
sesungguhnya hakikat hidup di dunia, kalau sekiranya kita mengetahui. Hal ini
sudah di utarakan di beberapa surat Al-Qur’an sebagai berikut :
QS Al Mulk (67) :
2
Artinya : “Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”
QS Al Baqarah (2):155-156
Artinya
:
155.
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar.
156.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
QS. Al ‘Ankabut: 2-3
Artinya
:
2.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: "kami telah beriman", sedang mereka
tidak diuji lagi?
3. Dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya
Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui
orang-orang yang dusta.
b.
Kehidupan
di dunia hanya sendagurau dan permainan belaka sedangkan akhirat adalah
kehidupan yang sebenarnya.
Banyak
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa kehidupan dunia hanyalah sebuah permainan
dan sendagurau belaka dan melalaikan, yang berarti bahwa manusia hidup di dunia
hanya sebentar dan kehidupan abadi hanya ada di akhirat yaitu setelah kematian,
dunia dijadikan tempat ujian Allah bagi manusia dengan kenikmatan dan kemegahan
dunia yang memabukkan. Sebagaimana firman Allah berikut:
QS.
Al-Ankabut ayat 64
Artinya :“Dan
tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. dan
sesungguhnya akhirat itulah yang Sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”.
QS.
Al-An’am ayat 32
Artinya
:”Dan tiadalah kehidupan dunia ini,
selain dari main-main dan senda gurau belaka. dan sungguh kampung akhirat
itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. maka tidakkah kamu memahaminya?”.
QS.
Muhammad ayat 36
Artinya
:“Sesungguhnya kehidupan dunia
hanyalah permainan dan senda gurau. dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah
akan memberikan pahala kepadamu dan dia tidak akan meminta harta-hartamu”.
c.
Kenikmatan
hidup di dunia lebih sedikit bila dibandingkan dengan akhirat
QS.
At-Taubah ayat 38
Artinya
: “Hai orang-orang yang beriman, apakah
sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada
jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? apakah kamu
puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal
kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat
hanyalah sedikit”.
Dari ayat Al-Qur’an diatas jelas sekali dijelaskan
bahwa kenikmatan di akhirat tidak bisa dibandingkan dengan di dunia, karena
dunia sifatnya fana dan hanya sebentar dan berbeda dengan kehidupan di akhirat
yang bersifat abadi dan selamanya. Sehingga kenikmatan dunia yang kita rasakan
seakan hanya sedikit.
d. Kemegahan dan
kesenangan hidup di dunia dapat menipu dan memperdaya manusia
Ketika manusia dalam
menjalani kehidupan dunia kurang teliti, berhati-hati dan tidak berpegang teguh
pada ayat-ayat Allah maka akan mudah tertipu dan terlena akan gemerlapnya dunia
sehingga menutupi mata hati akan keberadaan Allah SWT bahkan menyebabkan kita
tidak bisa lagi membedakan mana yang baik dan buruk menurut ajaran agama. Untuk
itu Allah telah memperingatkan kita dalam Al-Qur’an sebagaimana berikut:
QS. Al-Hadiid
ayat 20
Artinya
:“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya
kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan
dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta
dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu”.[6]
QS.
Ali Imran ayat 185
Artinya
:“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh
ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan”.
QS.
Luqman ayat 33
Artinya
:“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu
dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat
menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya
sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan
dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu
dalam (mentaati) Allah”.[7]
QS.
Al-An’am ayat 130
Artinya
:“Hai golongan jin dan manusia, apakah
belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan
kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan
hari ini? mereka berkata: "kami menjadi saksi atas diri kami
sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi
saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir”.
QS.
Faathir ayat 5
Artinya
:“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah
adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu
dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu
tentang Allah”.
e.
Manusia
hidup di dunia hanya sekali
Dalam
ajaran Islam tidak mengenal istilah reinkarnasi,
karena dalam Islam setelah kematian manusia tidak bisa reinkarnasi atau hidup lagi di dunia namun manusia setelah mati
akan berada di alam barzah dan
menunggu dihidupkan lagi di alam akhirat. Sehingga kita diharapkan mampu
memanfaatkan sisa usia kita sebaik mungkin. Sebagaimana firman Allah berikut
ini:
QS.
Al-Mu’minuun ayat 37
Artinya :“Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini,
kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi”.
f.
Apa
yang diusahakan manusia di dunia akan mendapatkan hasil sesuai apa yang
diusahakan
QS.
Huud ayat 15
Artinya
:“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan
dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan
mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan”.
Dalam
ayat Al-qur’an diatas Allah menegaskan bahwa apa yang diusahakan dan diinginkan
manusia di dunia maka Allah akan memberikan apa yang menjadi usaha manusia
tanpa membedakan siapapun dan apapun agamanya karena Allah memiliki sifat yang
maha Adil. Namun ketika manusia lebih condong pada kehidupan dunia dari pada
akhirat maka Allah akan menyesatkan mereka dari jalan Allah. Sebagaimana
firmannya dalam surat Ibrahim ayat 3 sebagai berikut.
Artinya
: “(yaitu) orang-orang yang lebih
menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, dan
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah
itu bengkok. mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh”.
g.
Orang
kafir diberi kemewahan hidup di dunia
Ketika
kita menyaksikan dan membandingkan kehidupan umat muslim dan non muslim di
kehidupan sekarang ini maka akan kita dapatkan kenyataan bahwa sebagian besar kehidupan
orang non muslim lebih mapan dari pada orang muslim, begitu juga negara-negara
yang penduduknya mayoritas non muslim lebih makmur, megah dan maju peradabannya
dari pada negara-negara Islam. Hal ini ternyata sudah dikabarkan Allah dalam
Al-Qur’an sebagai berikut:
QS.
Thaha ayat 131
Artinya
: “Dan janganlah kamu tujukan kedua
matamu kepada apa yang telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka,
sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya. dan
karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”.
QS.
Al-Baqarah ayat 212
Artinya
: “Kehidupan dunia dijadikan indah
dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang
yang beriman. padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia dari pada
mereka di hari kiamat. dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang
dikehendaki-Nya tanpa batas”.
QS.
Al-Insan ayat 27
Artinya : “Sesungguhnya
mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak
memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat)”.
h.
Manusia
lebih mencintai dunia dari pada akhirat
Manusia
yang hidup didunia dan lebih mencintai dunia dari pada akhirat akan mendapatkan
kerugian yang besar. Firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 107
Artinya
: “Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya
mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya
Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir”.
QS.
Al-Qiyamah ayat 20
Artinya
: “Sekali-kali janganlah demikian. sebenarnya
kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia”,
i.
Umur
panjang manusia tidak menjauhkan dari dosa
QS. Al-Baqarah ayat 96
Artinya
: “Dan sungguh kamu akan mendapati
mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih
loba lagi) dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi
umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya
daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan”.
j.
Allah
memberikan perbedaan rizki dan derajat manusia di dunia agar saling membutuhkan
satu sama lain
QS.
Az-Zukhruf ayat 32
Artinya
: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat
Tuhanmu? kami Telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam
kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian
yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan
sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan”.
Asbabun Nuzul
ayat ini adalah, diceritakan bahwa Al-Walid bin Al-Mughirah berkata :”sekiranya apa yang dikatakan Muhammad itu
benar (bahwa Al-Qur’an itu dari Allah), pasti Al-Qur’an ini diturunkan kepadaku
atau kepada Mas’ud ats-Tsaqafi” sehingga turunlah surat Az-Zukhruf ayat 31-32
yang menegaskan bahwa Allah yang berhak mengutus Nabi-Nya sesuai dengan
kekuasaan-Nya.[8]
3. Fungsi Al-Qur’an
dalam kehidupan di dunia
Bagi kehidupan manusia di dunia
Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk dan peringatan agar manusia kejalan yang
benar sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-An’am ayat 70 sebagai berikut:
Artinya
: “Dan tinggalkanlah orang-orang yang
menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka Telah
ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu
agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, Karena
perbuatannya sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi
syafa'at selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam
tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. mereka itulah
orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman
dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka
dahulu”.
D. KESIMPULAN
Kehidupan dunia
merupakan sebuah fase awal yang setiap manusia pasti akan melewatinya hingga kematian
menjemput dan untuk menuju kehidupan yang abadi yaitu alam akhirat. Di dunia
inilah Allah SWT menganugerahkan kepada manusia kesempatan dan kebebasan untuk
menjalani hidup sesuai yang diinginkan manusia. Namun semua yang ada di dunia
akan dimintai per tanggungjawaban dikemudian hari. Untuk itu Al-Qur’an
diturunkan sebagai pedoman hidup manusia agar tidak terlena dan tersesat dalam
perjalanan di dunia ini.
Setidaknya ada
beberapa hal yang diajarkan Al-Qur’an mengenai hakekat kehidupan didunia antara
lain :
1.
Kehidupan di
dunia hanya sendagurau dan permainan semata
(QS. Al-Ankabut : 64, QS. Al-An’am : 32, QS. Muhammad : 36).
2.
Kemegahan hidup
di dunia dapat menipu dan memperdaya manusia(QS. Al-Jatsiyah : 35, QS.
Al-Hadiid : 20, QS. Luqman : 33, QS. Al-An’am : 130, QS. Faathir : 5 QS. Ali
Imran : 185,).
3.
Kenikmatan hidup
di dunia lebih sedikit bila dibandingkan kenikmatan di akhirat (QS. At-Taubah :
38).
4.
Manusia hidup di
dunia hanya sekali (QS. Al-Mu’minuun : 37).
5.
Apa yang
diusahakan manusia di dunia akan mendapatkan balasan dari Allah (QS. Huud :
15).
6.
Orang kafir
diberi kemewahan hidup di dunia (QS. Thaha :131, QS. Al-Baqarah : 212, QS.
Al-Insan : 27).
7.
Manusia lebih mencintai
dunia dari pada akhirat (QS. An-Nahl : 107, QS. Al-Qiyamah : 20).
8.
Umur panjang manusia
tidak menjauhkan dari dosa (QS. Al-Baqarah : 96)
9.
Allah memberikan
perbedaan rizki dan derajat manusia agar saling membutuhkan satu sama lain (QS.
Az-Zukhruf : 32)
Adapun fungsi Al-Qur’an bagi kehidupan
di dunia ialah sebagai petunjuk manusia di dunia dan akhirat seperti firman
Allah dalam Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 70.
E. DAFTAR PUSTAKA
Zaid Husein Al Hamid, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin Imam Ghazali, Pustaka Amani, Jakarta,
1995.
Labib MZ, “Hakekat
Ma’rifat” Matnul Hikam Syaikh Ibnu Atho’illah As-Sukandari, Bintang Usaha
Jaya, Surabaya.
Yayasan Pentafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al
Mush-haf Asy-syarif, Madinah Al Munawarah, 1990.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Departemen
Agama, Al-Qur’an Mushaf Per Kata,
Jabal, Bandung.
Editor Dahlan, Zaka Alfarisi dkk, Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis
Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur’an, Diponegoro, Bandung, 2009.
Muhammad Ali, Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Pustaka Amani, Jakarta.
Alex MA, Kamus
Ilmiah Populer, Alfa, Surabaya.
Prof. H.M. Arifin, M.Ed., Ilmu Pendidikan Islam “Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner”, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2006
[1] Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern,
Pustaka Amani, Jakarta, hlm. 118.
[2] Alex MA, Kamus Ilmiah Populer, Alfa, Surabaya, Hlm. 144.
[3] Prof. H.M. Arifin, M.Ed., Ilmu Pendidikan Islam “Tinjauan Teoritis dan
Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner”, PT. Bumi Aksara, Jakarta,
2006, hlm. 1.
[4] Zaid Husein Al Hamid, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin Imam Ghazali, Pustaka
Amani, Jakarta, 1995, Hlm. 213.
[5] Labib MZ, “Hakekat Ma’rifat” Matnul Hikam Syaikh Ibnu Atho’illah As-Sukandari, Bintang
Usaha Jaya, Surabaya, Hlm. 158-159.
[6] Yayasan Pentafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Mujamma’ Al
Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-syarif, Madinah Al Munawarah, 1990, hlm.
903
[7] Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-Qur’an Departemen Agama, Al-Qur’an
Mushaf Per Kata, Jabal, Bandung, Hlm.414
[8] Dahlan, Zaka Alfarisi dkk, Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis
Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur’an, Diponegoro, Bandung, 2009, Hlm.484.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tulis komentar anda