Jumat, 06 November 2009

KUMPULAN PUISI CINTA I



KEGUNDAHAN JIWA

Hadirmu membawa arti
JIwamu penyejuk hati
Kasihmu pancaran nurani
Sikapmu bermakna suci
Dikau impian
Setiap insan
Pantaskah gerangan
Bersandar bintang
Naluriku ingin
Nalurimu berpalin
Jiwaku tenang
Jiwamu goyang
Sudahlah diam
Sinarnya padam
Siang bagai malam
Dunia bagai makam




RAHASIA HATI


Wahai maha dewiku
Janganlah lihat daku sebelah mata
Karena kan nampak jasad rapuhku
Janganlah pandang daku kedua mata
Karena kan nampak kefanaanku
Pahamilah daku dengan mata hatimu
Kan kau rasakan cintaku
Duhai bidadariku
Hapuslah benci dengan cintamu
HIngga kau pahami daku
Dakilah gunung dengan tekadmu
Kan kau dapatkan harapmu
Selami samudra dengan jiwamu
Kan kau tahu isi hatiku



RAHASIA ILLAHI

Indahnya hidupku bertabur duka
NIkmatnya usiaku terhampar coba
Bahagianya jiwaku terdengar siksa
Janganlah….
Tuhan dipersalah
Sabar dan tabah
Semua ada hikmah
Dibalik gundah
Kan ada pencerah


KARENAKU


Adakah salahku
Semua karenaku
Kebencian padaku
Kemungkaran untukku
Bukan aku sumber derita
Karena hidup tiada guna
Bukan aku penghancur cinta
Karena banyak nestapa
Akulah nafsu
Ciptaan Tuhanmu
Tumbuh dihatimu
Hidup bersamamu

DUNIA

Dunia penuh penderitaan
Aku terus melawan
Menerjang semua halangan
Berperan melawan cobaan
Sekarang aku terhina
Sengsara didunia fana
Mungkinkah lusa
Aku menjadi mulya
Mendidihnya darahku
Berkobarnya semangatku
Menggelegarnya tekadku
Demi cita dan harapanku
Berbakti bagi bangsaku

ADINDA

Apa yang harus dikata
Bila rasa telah tiba
Cinta tiada disangka
Walau raga berdusta
Hati tiada daya
Gelap jadi terang
Malam jadi siang
Sedih jadi senang
Gundah jadi tenang
Engkaulah mentari
Bagai pagi hari
Sinarnya sampai dihati
Menusuk nurani
Terbawa hingga mimpi

SETIAKU


Wajahmu dipelupuk mata
Jiwamu direlung hati
Tiada daya melupa
Hingga ajal menanti
Lemahnya raga
Tiada arti
Lemahnya jiwa
Baiknya mati
Hadirmu disetiap mimpi
Membuat hari jadi indah
Tiada daya hati
Jika ragamu menjauh
Namamu terlukis disanubari
Takkan terpisah

PUJA DAN PUJI

Ya Allah Ya Rabbi
Tiada daya hamba memuja
Tiada nada sanggup dikata
Tiada jiwa yang bahagia
Tiada hati tak terpesona
Ya Rahman Ya Rahim
Sanggupkah rasa syukurku
Menggantikan nikmat darimu
Mampukah puja dan pujiku
Sebanding anugerahmu
Ya Quddusu Ya Salam
Izankan hambamu ini
Menerima nur Illahi
Walau raga menderita
Jiwa senantiasa bahagia
Ya Jabbaru Ya Mutakabbiru
Engkau tunjukkan mata keindahan
Engkau anugerahkan jiwa kepuasan
Engkau tebarkan nurani kesucian
Engkau hiasi kesempurnaan hayalan
Ya Syakuru Ya Aliyyu
Enkau hadirkan dia dalam hidupku
Engkau pertemukan hatinya untuk hatiku
Engkau satukan padanya jiwaku
Engkau ikat dengannya akalku
Engkau abadikan hadirnya dalam sanubariku


SADARKAH ENGKAU


Putri bulanku
Taukah engkau isi hatiku
Mampukah jiwamu merabaku
Mampukah nuranimu mengenalku
Sanggupkah pikiranmu mengingatku
Sanggupkah hayalmu membanyangkanku
Pernahkah engkau impikanku
Pernahkah matamu mengenangku
Masihkah ada celah untukku
Masihkah ada cinta untukku
Walau tiada bibir bergetar
Tiada suara dari akal
Tiada terungkap kata dari perasaan
Tiada kusebar kabar dari angin
Tiada kuminta merpati terbang tinggi
Hanyalah jiwa diam ini
Sebagai penguji kesetiaan diri
Hanyalah gerak raga ini
Sebagai isyarat kata hati
Hingga sampai nanti
Setelah waktu terhenti

KENANGAN

Kenangan indah waktu sahdu
Saat derita menimpaku
Hardik kualami
Inilah ujian diri
Harus taati aturan
Dalam masa bimbingan
Sadarkah engkau wahai kawan
Usah engkau berpura durja
Air mata berliang
Gantilah sedih dengan riang

YA RAMADHAN

Ketika raga letih
Disaat jiwa bersedih
Ketika dosa terhampar
Disaat hidup sukar
Segarkanlah wahai raga
Sucikanlah wahai jiwa
Bersihkanlah dosa-dosa
Jalanilah suka duka
Kini tibalah suatu masa
Tuk sukma yang merana
Tuk kembali pada yang Esa
Menghapus segala duka
Marhaban ya Ramadhan
Sebagai rahmat illahi
lunturlah segala dosa
Sebagai pensucian hati

RENUNGAN DOSA

Renungkanlah wahai dikau
Akan suatu hikmah
Disaat langit biru nan cerah
Terselubung awan gelap
Disaat dedaunan hijau nan indah
Berguguran ke tanah
Disaat jiwa nan bersih
Tercemar kehinaan
Dapatkah langit jadi biru
Dikala turun hujan
Dapatkah daun merindang
Dikala cabangnya bersemi
Dapatkah jiwa mensuci
Dikala dicuci


PERTALIAN JIWA


Disaat hembusan angin menyapa
Seolah membawa auramu
Menyentuhku hingga kedalam hati
Ketika sukmaku teringat jiwamu
Seolah akalku membayangkanmu
Mataku melihat kedatanganmu
Kulitku merasakan sentuhanmu
Bibirku seolah ingin berucap
Disaat itu hanya kau dibenakku
Datang dan pergi bagai mimpi
Hati kecilku berbisik
Apa dikau merasakan apa yang daku rasakan
Pikiranmu membayangkan apa yang ku bayangkan
Sukmamu merasakan kehadiranku
Jikau kau mampu mendengarkanku
Aku ingin tau apa isi hatimu
Hingga ku tau adakah pertalian jiwa
Walau dalam isyarat hembusan angin

BAHTERA DOSA

Walau mata tak mampu memandang
Walau bibir tak kuasa berucap
Walau raga tak sanggup bertemu
Jiwaku kan slalu bersemi
Meski kemarau berkepanjangan
Nuraniku kan selalu bersinar
Meski tiada cahaya
Hatiku kan selalu bertahan
Meski badai menerpa
Sudikah kiranya kau terima bahteraku
Yang penuh duru dan kerikil dosa
Tuk kau hapus semua luka
Tuk kau bersihkan semua derita
Kau maafkan segala dosa

SAMPAN KOSONG

Disaat raga ingin jumpa
Walau tiada daya
Disaat jiwa merindu
Walau dalam benakku
Disaat nurani tersiksa
Karena bertabur dosa
Namun tetap kucoba
Tuk bersandar walau sekejap
Kuarungi samudra hampa
Dengan sampan kosong
Tanpa raga hanya jiwa
Hatiku rekat dengannya
Tuk arungi samudra biru

CINTA

Cinta tak hanya rasa
Cinta bukan karya logika
Cinta tak harus ungkapan kata
Cinta tak sekedar pandangan mata
Cinta tak musti gerak raga
Cinta suci bersemi dalam jiwa
Cinta karya sepercik aura
Cinta hadir dalam rongga dada
Cinta anugerah yang esa

JALAN CINTA

Hidup untuk cinta
Cinta isyarat hati
Hati penyejuk jiwa
Jiwa sandaran akal
Akal penggerak bibir
Bibir berucap kata
Kata berupa suara
Suara merasuki telinga
Telinga perantara rasa
Rasa menggoyahkan nurani
Nurani bersemayam kesucian
Kesucian cinta anugerah yang Esa

ALUNAN CINTA

Cinta suci
Cinta tulus dalam hati
Setia disanubari
Sesejuk embun pagi
Seindah mentari
Cinta palsu
Cinta karya nafsu
Merusak hati
Memandang materi
Tak seluas samudera
Tak sekeras baja

SENANDUNG JIWA

Sehelai benang cinta
Melilit hati nan rapuh
Seberkas sinar surga
Menelisik jiwa nan hampa
Membawa sepercik kehidupan
Menebarkan setitik kasih sayang
Merangkul jiwa setiap insan
Secarik lembaran jiwa
Terlukis hiasan cinta
Tanda kesetiaan jiwa
Terpampang dialtar terbuka
Tada yang menjaga
Terselubung seberkas embun
Menangkal api surya


MUSNAHKAH CINTA


Seberkas kemilau cahaya
Menelisik didasar hatiku
Membisikkan aura cinta
Setitik embun pagi
Meresap dikedalaman jiwaku
Melukiskan kasih sayang
Adakah jemari sang dewi
Menyentuh getaran hatiku
Sebelum panji-panji cinta
Roboh terbenam bisikan zaman
Selama apakah tinta cinta bertahan
Melukiskan cerita cinta
Hingga luntur karena hampa

DEWA ASMARA

Jiwa muda yang dirundung asmara
Melayang kenegeri hayalan
Mebumbung tinggi tanpa ujung
Menyelimuti jiwa-jiwa kerinduan
Bersemayam aura-aura keindahan
Terpantul cerminan nan berkilau
Terlukiskan tinta keemasan
Terpahat mutiara biru
Pandangan setajam duri
Perasaan sedalam hati
Suara semerdu petikan kecapi
Penantian seteguh karang
Kesejukan seiring embun pagi
Menghantarkan dua jiwa dalam anganan
Mengikat dua hati dengan zaman

PUISI
DIUJUNG NYAWA

Apalah arti hidup
Dikala sang pengembara senja
Meneteskan air mata ketanah
Membasahi wajah kerutnya
Berlinang mata sayupnya
Mengalirkan dosa penyesalan

Rapuh ranting tubuhnya
Mematahkan jiwa mudanya
Merdu suara angkuhnya
Menghiasi langit-langit hidupnya
Hingga sebulir harapan
Alunan pujian suci penantian
Sebelum hembusan nafas terhenti
Merobohkan raga tanpa nyawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tulis komentar anda